Pelatih Surabaya Samator Terkejut Bisa Akhiri Paceklik Gelar Pro Liga

Surabaya Samator melawan Palembang Bank Sumselbabel
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Regina Safri
VIVAnews
GGI 2015: Ajang Pertarungan Pegolf Muda
- Pelatih Surabaya Samator, Ibarsjah Djanu Tjahjono, mengaku terkejut timnya bisa menggondol gelar juara Pro Liga musim 2014 ini. Ibarsyah tidak menyangka timnya bisa menang dengan mudah atas tim bertabur bintang, Jakarta Pertamina Energi, di partai final.

Perlu Terobosan Baru untuk Angkat Prestasi Indonesia

Dalam pertandingan yang digelar di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu 15 Maret 2014, Samator menang lewat tiga set langsung. Kemenangan ini mengakhiri puasa gelar Samator yang sudah berjalan hampir lima tahun lamanya.
Atlet Indonesia Torehkan Rekor di APG 2015


"Saya bersyukur tim bisa meraih gelar juara. Kami sudah menantikan gelar ini sejak 2009 lalu. Jujur saja, saya tidak menyangka bisa mengalahkan Pertamina Energi dengan mudah," kata Ibarsjah usai pertandingan.


"Pertamina Energi tim bertabur bintang, banyak pemain berpengalaman yang sudah sering dipanggil timnas. Sedangkan kami hanya mengandalkan pemain muda. Ini sangat luar biasa," sambungnya.


Di awal laga, sebenarnya Samator tampil kurang meyakinkan. Kesalahan demi kesalahan mendasar kerap dilakukan para pemain Samator. Faktor mental, diakui Ibarsyah, menjadi kendala utama para pemainnya di awal laga.


"Mentalnya masih labil. Para pemain di awal laga terlihat sangat tegang. Tapi, perlahan-lahan kepercayaan diri pemain meningkat dan akhirnya bermain dengan sangat luar biasa," ungkap Ibarsjah.


Kesuksesan Samator menggondol gelar juara Pro Liga 2014 juga didukung oleh efektivitas pembelian pemain asing di awal musim. Pada musim 2014, Samator mendatangkan pemain asing asal Kuba, Hierrezuelo, yang berposisikan sebagai tosser.


"Tosser yang kami datangkan sangat berkualitas. Dia mampu mengontrol jalannya permainan dengan baik. Tapi, harus diakui emosinya masih meledak-ledak," tutur Ibarsjah.


"Harus saya akui permainan Samator sangat luar biasa. Kami kalah ketika menghadapi serangan-serangan frontal mereka. Mental pemain kami juga bermasalah," puji Johan Verstapen.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya