Sumber :
- ANTARA/Wahyu Putro A
VIVA.co.id
- Sengketa pengiriman atlet ke ajang
multi event
internasional antara Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) kembali terulang. Kisruh seperti terjadi pada Asian Games Incheon 2014 kini terjadi lagi jelang SEA Games Singapura 2015.
Baca Juga :
Ketum KOI: Angkat Besi Cabor Andalan Indonesia
Permasalahannya ialah adanya dualisme kepengurusan di dalam Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI). Federasi tenis meja tanah air pimpinan Oegroseno dan Marzuki Ali sedang saling sikut dalam pemilihan atlet yang akan berangkat ke SEA Games.
Setelah KONI, melalui Satlak Prima, menentukan akan mengirim atlet-atlet tertentu, KOI malah melakukan pergantian berdasarkan rekomendasi dari PTMSI pimpinan Oegroseno.
Melihat hal itu, pihak KONI hanya bisa sekedar menyayangkan kejadian tersebut. Wakil Ketua KONI Pusat, K. Inugroho yang menjawab pertanyaan wartawan mengaku tidak bisa berkomentar banyak karena tidak terlalu mengetahui permasalahan.
Hanya saja, dia mendesak pemerintah untuk segera mengeluarkan Peraturan Pemerintah mengenai tugas pokok dan fungsi KONI dan KOI, agar kejadian seperti ini tidak kembali terulang.
"Jika memang ini terjadi, tindakan itu sangat keliru. Seharusnya, pemilihan atlet adalah wewenang dari Satlak Prima. Bukan KOI yang menentukan,” kata Inugroho.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Setelah KONI, melalui Satlak Prima, menentukan akan mengirim atlet-atlet tertentu, KOI malah melakukan pergantian berdasarkan rekomendasi dari PTMSI pimpinan Oegroseno.