- REUTERS/Bazuki Muhammad
Pihak panitia menjelaskan, pada hari penyelenggaraan, nantinya tidak hanya para legenda yang akan bermain di lapangan, tetapi penonton yang hadir juga akan diberi kesempatan menunjukkan kemampuannya melawan para legenda.
Hanya saja, panitia tidak bisa menampung banyak penonton. Oleh karenanya mereka bekerja sama dengan PBSI untuk memilih sekolah-sekolah tertentu yang beruntung bisa mengirimkan wakilnya hadir di Hall Asia-Afrika.
"Pemilihan sekolah kami minta masukan kepada orang PBSI. Untuk acara ini akan dipandu oleh Rudy Hartono. Beliau punya visi dan misi pengembangan badminton dari sekolah," ujar Berry Tamba, selaku perwakilan Yonex Indonesia.
Acara ini sendiri sebenarnya merupakan agenda yang akan dilaksanakan di empat negara. Indonesia mendapat kesempatan kedua setelah China pada Mei 2015 lalu, kemudian akan menyusul di Malaysia, dan yang terakhir di Denmark.
Taufik Hidayat yang akan menjadi salah satu pengisi acara mengatakan ide ini layak mendapat apresiasi. Pasalnya, sangatlah sulit untuk bisa mengumpulkan para legenda dalam satu acara di luar agenda BWF.
"Ini suatu kebanggaan buat Indonesia bisa membawa empat legenda. Jarang ada yang bisa seperti Yonex membawa keempat pebulutangkis tampil di sini," tutur Taufik.