Jelang Pra Olimpiade, Atlet Angkat Besi Jalani Tes Medis

Triyatno Terapi Usai Cedera Tulang Rawan
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy

VIVA.co.id - Cabang olahraga Angkat Besi bakal menghadapi Kejuaraan Dunia IWF atau Pra Olimpiade di Houston, Amerika Serikat, 20-29 November 2015. Sebelum tampil di event ini, para lifter diminta menjalani tes medis terlebih dulu.

Tes medis dilaksanakan di Indonesia Sports Medicine Centre (ISMC), kawasan Senayan, Jakarta, Kamis 30 Juli 2015. Ada sembilan atlet yang menjalani pemeriksaan medis di klinik ISMC, termasuk Eko Yuli dan Triyatno.

Yang dicek dalam tes medis tadi meliputi bentuk tubuh, keseimbangan otot, dan kekuatan otot. Pertama-tama, para atlet dicek kondisi tubuhnya. Mulai dari berat badan, tinggi badan, kadar lemak, dan lainnya. Kemudian, tes berlanjut ke keseimbangan otot. Untuk mengetahui keseimbangan otot, para atlet diperiksa dengan menggunakan alat bernama diers.

Alat ini bekerja seperti x-ray. Bedanya, ada dikalibrasi sinar sehingga tak mampu menembus badan manusia. Jadi, hanya struktur otot saja yang bisa dilihat.

Tes dilanjutkan pada sesi pengukuran kekuatan otot. Di sini, para atlet menggunakan alat yang bernama myoline. Demi mengukur kekuatan otot, para atlet diharuskan melakukan beberapa gerakan khusus seperti butterfly, reverse butterfly, leg curl, dan lainnya.

"Lewat tes seperti ini, kami jadi tahu kekurangan fisik atlet di mana. Nantinya, dokter yang memeriksa akan memberikan hasilnya kepada kami. Selanjutnya, hasil tersebut akan kami diskusikan dengan dokter yang bersangkutan, apa saja latihan yang harus dijalani atlet agar mereka mendapatkan hasil yang maksimal," kata pelatih timnas angkat besi, Dirja Wiharja, di sela-sela tes.

"Kami sangat berterima kasih kepada ISMC. Semoga dengan cara ini, prestasi angkat besi bisa meningkat. Sekarang fokusnya di kejuaraan dunia dulu karena itu merupakan Pra Olimpiade. Selanjutnya, baru Olimpiade Rio 2016," sambungnya.

Sementara itu, CEO ISMC, Andi Kurniawan, menyatakan tes medis yang dilakukan oleh pihaknya merupakan hasil dari kerjasama dengan Persatuan Angkat Besi dan Binaraga Seluruh Indonesia (PABBSI). Andi menuturkan pihaknya sama sekali tak memungut biaya dari kerjasama ini.

Menurut dokter spesialis olahraga tersebut, tes medis yang dilakukan terhadap sembilan atlet angkat besi Indonesia merupakan langkah nyata untuk mensosialisasikan penerapan sports science di Indonesia.

"Sports science saat ini sangat berperan dalam kemajuan prestasi olahraga. Kami berharap kerjasama dengan PABBSI bisa memicu penerapan sports science di seluruh cabang olahraga. Di negara lain, sports science sudah menjadi salah satu aspek penting dalam pengembangan olahraga," tutur Andi.

Tak Raih Medali, Dewi akan Kejar Peringkat Terbaiknya
Fehaid Al-Deehani jadi atlet tanpa negara pertama peraih emas Olimpiade

Al-Deehani, Atlet Tanpa Negara Pertama Raih Emas Olimpiade

Dia jadi atlet independen karena negaranya dihukum IOC.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2016