Tuntut Program Baru Demi Medali Emas di Olimpiade 2016

Tono Suratman
Sumber :
  • Satlak Prima
VIVA.co.id
Al-Deehani, Atlet Tanpa Negara Pertama Raih Emas Olimpiade
- Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) periode 2015-2019, Tono Suratman, mendesak Satuan Pelaksana Tugas Program Indonesia Emas (Satlak Prima) segera membuat terobosan baru. Paling tidak, 2 tahun sebelum Olimpiade Rio De Janeiro dihelat, persiapan kontingen Indonesia mesti maksimal.

Tak Raih Medali, Dewi akan Kejar Peringkat Terbaiknya
Tono juga menaruh harapan agar Ahmad Sutjipto selaku Kasatlak Prima beserta jajarannya mampu bergerak cepat. Terlebih mereka sudah diwarisi program dari kepengurusan sebelumnya.

Hendra Setiawan Ungkap Rencana Masa Depan Kariernya
Dana untuk mengoperasionalkan pembinaan para atlet juga disebut Tono sudah disalurkan kepada Satlak. Jadi tidak ada alasan lagi bagi Satlak Prima untuk tidak bekerja dalam waktu dekat ini.

"Dana sudah tersalurkan ke sana, program-program yang sudah pernah kita buat sudah ada. Tinggal bagaimana kreativitas Kasatlak Prima dengan potensi yang ada," tutur dia kepada wartawan saat ditemui di kantor KONI, Selasa 1 Desember 2015.

Meski terkesan mendesak, namun Tono mengakui kinerja Satlak Prima tidak bisa dilepaskan begitu saja. Menurutnya, Pengurus Besar (PB) cabang olahraga yang ada juga mesti bertindak kooperatif.

"Saya mengerti Kasatlak tidak bisa bekerja sendiri, perlu ada bantuan dari pemerintah dan PB-PB," ujar dia.

Fokus Pembinaan Usia Dini

Di periode keduanya menjadi Ketum KONI, Tono membeberkan fokus utamanya yakni pembinaan usia dini. Dia akan memasifkan gerakan pembinaan hingga ke tingkat daerah.

"Kita akan perbanyak Pelatda di kabupaten sampai dengan tingkat ke klub agar menghasilkan atlet usia dini," papar purnawirawan Letnan Jenderal TNI Angkatan Darat tersebut.

Fokus terhadap Pelatda diakui Tono sudah melalui kajian dalam beberapa tahun terakhir. Dia menilai, Satlak dalam 2-3 tahun ke depan akan sangat kesulitan dalam menemukan atlet potensial jika Pelatda tidak segera dibuat secara masif.

Dan untuk menunjang program tersebut, KONI pun sudah memutuskan untuk menggelar kejuaraan berjenjang secara simultan. Maka dari itu, nantinya PON Remaja yang tadinya selama 4 tahun sekali diadakan menjadi per 2 tahun.

"Yang kami lihat dan rasakan apabila Satlak Prima hanya memanfaatkan atlet yang ada sekarang. Maka 2-3 tahun ke depan kita tidak akan memiliki atlet andalan yang usianya lebih muda," kata Tono. (one)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya