Pemain Pelatnas Kerap Cedera, Ini Kata Legenda Bulutangkis

Greysia Polii dan Nitya Krishinda Maheswari
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id – Cedera yang mendera Nitya Krishinda Maheswari jelang pergelaran Piala Uber bulan ini, cukup mengejutkan insan pencinta bulutangkis Indonesia. Hal tersebut juga seolah mengingatkan publik Tanah Air akan betapa seringnya pebulutangkis Indonesia berkutat dengan masalah cedera dalam beberapa waktu belakangan ini.

Penonton Berpotensi Hadir di Indonesia Open dan Masters, Ini Kata PBSI

Jika dilihat ke belakang, memang ada sejumlah pemain cukup lama harus berjuang melawan cedera yang diderita untuk bisa kembali menemukan permainan terbaiknya. Problem ini pun ditengarai sebagai salah satu penghambat prestasi para pebulutangkis nasional.

Nama-nama seperti Maria Kristin, Adriyanti Firdasari dan yang terakhir adalah Bellaetrix Manuputty adalah beberapa pemain putri yang diketahui pernah kesulitan dangan masalah pemulihan cedera serta mengembalikan performa terbaiknya.

Terungkap, Alasan PBSI Tunjuk Fadia jadi Tandem Baru Apriyani

Menurut legenda bulutangkis nasional, Susy Susanti, hal semacam ini perlu menjadi perhatian serius bagi semua pihak yang terkait, terutama bagi si atlet.

"Terlepas dari program pemulihan dan sports science yang telah ada, disiplin merupakan kuncinya. Sebagai atlet profesional seharusnya tahu bahwa tubuh kita adalah aset utama," ungkap Susy, saat dihubungi VIVA.co.id.

Duh, Indonesia Terpaksa Kurangi Wakilnya di German Open 2022

"Seperti apa mereka istirahat, harus tidur jam berapa, bagaimana mereka makan, apa saja yang boleh dimakan, pakaian apa saja yang harus dikenakan di setiap waktunya. Hal-hal kecil seperti itu punya dampak besar yang memengaruhi masa pemulihan cedera serta daya tahan tubuh atlet dalam bertanding," tutur pemain yang mengantarkan Indonesia merebut Piala Uber tahun 1994 dan 1996 tersebut.

Ungkapan lainnya dilontarkan oleh mantan tunggal putri pelatnas Cipayung, Adriyanti Firdasari. Bagi Firda, setiap kasus cedera memiliki karakter yang berbeda-beda dan tak bisa dipukul rata metode pemulihannya.

"Sebenarnya tergantung dari cederanya juga. Contohnya, meski saya pernah mengalami cedera lutut sama seperti apa yang dialami Nitya saat ini, tapi daya tahan organ tubuh tiap atletnya pastinya berbeda dan detail cederanya seperti apa juga pastinya memerlukan penanganan yang berbeda pula. Jadi tim dokter yang saya kira paling tahu bagaimana langkah-langkah penyembuhannya," ujar Firda, yang telah menjabat sebagai pelatih di klub Jaya Raya Jakarta.

Penggemar bulutangkis tentunya berharap agar Nitya bisa secepatnya pulih dan dapat tampil gemilang pada gelaran Olimpiade Rio pada Agustus mendatang bersama pasangannya, Greysia Polii.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya