BCA Indonesia Open Superseries Premier 2016

PBSI Kritik Tajam Pernyataan Tontowi Ahmad

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rexy Mainaky
Sumber :
  • VIVA.co.id/Donny Adhiyasa

VIVA.co.id – Torehan skuat Merah Putih yang gagal merebut gelar di ajang BCA Indonesia Open Superseries Premier 2016 di depan publik Istora, langsung direspons oleh Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Dalam keterangan pers, Sabtu 4 Juni 2016, duo legendaris Indonesia, Rexy Mainaky dan Ricky Soebagdja memberikan pandangan masing-masing atas keterpurukan armada nusantara di turnamen level tertinggi dunia ini.

Penonton Berpotensi Hadir di Indonesia Open dan Masters, Ini Kata PBSI

Rexy yang menjabat sebagai kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI itu menuturkan bahwa sebagai tuan rumah yang turun dengan kekuatan penuh, Indonesia dinilai bisa meraih hasil yang lebih baik. Apalagi, persiapan yang dilakukan telah maksimal.

“Soal kesiapan, pemain kita siap kok. Apalagi tim ganda campuran punya banyak persiapan selama Piala Thomas dan Uber 2016. Ini tidak bisa dijadikan alasan, khususnya mereka yang mau ke Olimpiade. Kami akan melakukan evaluasi, diskusi bersama, mengenai apa saja yang perlu diperbaiki,” ungkap Rexy, dikutip dari BadmintonIndonesia.

Terungkap, Alasan PBSI Tunjuk Fadia jadi Tandem Baru Apriyani

Tak jauh berbeda dengan Rexy, Ricky pun membeberkan kekecewaannya atas hasil nihil gelar tersebut. “Tadinya harapan memang ada di ganda putra dan ganda campuran, tetapi mereka kalah di babak awal, saya pribadi tentunya kecewa. Sebelum turun bertanding, mereka sudah siap,” tutur Ricky selaku manajer Tim Indonesia.

Pada kesempatan tersebut, Rexy bahkan mengkritik tajam pernyataan pilar ganda campuran pelatnas, Tontowi Ahmad, yang merasa dia terbebani dengan target juara yang dibebankan kepadanya.

Duh, Indonesia Terpaksa Kurangi Wakilnya di German Open 2022

“Saya sempat kecewa dengan pernyataan Tontowi (Ahmad). Setelah kekalahannya dia bilang ada tekanan karena harus juara. Kami tidak mengharuskan dia juara, tetapi ini mestinya datang dari dirinya sendiri. Sebagai pemain yang sudah juara dunia dan juara All England tiga kali, saya rasa wajar kalau Tontowi ditargetkan juara di sini (BIOSSP). Ini baru Indonesia Open, bagaimana di Olimpiade nanti? Tekanan pasti akan lebih besar,” tutur Rexy, yang bersama Ricky sukses merebut emas Olimpiade Atlanta 1996.

Di satu sisi, hal yang perlu disoroti dari hasil turnamen ini adalah kiprah pemain-pemain muda tunggal putra Indonesia yang mulai diakui dunia. Tiga pemain tunggal putra, Ihsan Maulana Mustofa, Jonatan Christie, dan Anthony Sinisuka Ginting makin mantap menghadapi pemain top 10 dunia.

“Dua tahun lagi kita punya tiga pemain tunggal putra yang sekarang levelnya tidak jauh dengan pemain top 10 dunia. Jonatan, Ihsan, dan Anthony silih berganti mempersulit pemain-pemain di top 10. Mereka hanya kurang tenang, sering terprovokasi lawan, masih labil,” kata Rexy.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya