Soal Insiden Bocornya Atap Istora, Ini Pembelaan PBSI

Wakil Ketua Panitia BIOSSP 2016, Achmad Budiharto dan delegasi BWF, BCA & PBSI
Sumber :
  • VIVA.co.id/Donny Adhiyasa

VIVA.co.id – Insiden bocornya atap Istora Gelora Bung Karno, Jakarta yang terjadi pada penyelenggaraan hari ketiga ajang BCA Indonesia Open Superseries Premier 2016, tentunya sangat membuat miris publik bulutangkis Tanah Air. Bagaimana tidak, dalam turnamen berlevel tertinggi di dunia tersebut harus terganggu dengan tetesan air hujan akibat bocornya atap arena pertandingan.

Penonton Berpotensi Hadir di Indonesia Open dan Masters, Ini Kata PBSI

Kejadian ini pun sontak menjadi sorotan banyak pihak, termasuk oleh sejumlah media-media asing dari berbagai negara. Menyikapi hal tersebut, penyelenggara turnamen, melalui Wakil Ketua Umum Panitia, Achmad Budhiarto pun akhirnya buka suara perihal insiden memalukan itu.

Dijumpai saat konfrensi pers dalam penutupan ajang yang berlangsung 30 Mei-5 Juni itu, pria yang juga menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal PP PBSI tersebut mengungkapkan sejumlah pernyataannya didampingi juga oleh Thomas Lund selaku General Secretary BWF.

Terungkap, Alasan PBSI Tunjuk Fadia jadi Tandem Baru Apriyani

"Kita semua tidak pernah mengharapkan kejadian yang demikian karena dari tahun sebelumnya juga kita pernah mengalaminya," ujar Achmad di hadapan awak media, Minggu, 5 Juni 2016, di ruang Cempaka 2 Istora Senayan.

"Kita coba mengantisipasi dari pengalaman tahun lalu yaitu lapangan yang tengah (lapangan 1) jadi kita betul-betul prepare untuk di lapangan 1 itu kita periksa semuanya. Tapi itulah, yang satu 'dijagain' justru yang lainnya tak bisa diantisipasi. Jadi itu satu musibah yang mau tidak mau kita terima," tambahnya.

Duh, Indonesia Terpaksa Kurangi Wakilnya di German Open 2022

Tak hanya itu, Achmad juga membeberkan fakta bahwa selama ini rupanya Istora ternyata belum memenuhi persyaratan sebagai venue penyelenggara turnamen sekelas Superseries Premier. "Sampai saat ini Indonesia memang tidak punya gedung yang layak untuk mengadakan turnamen Superseries Premier," lanjut Achmad.

Ke depannya, Achmad juga mengharapkan bahwa dengan akan direnovasinya Istora jelang persiapan Asian Games 2018 mendatang, akan menjadi kesempatan PBSI untuk memberikan masukan pada pihak pengelola Gelora Bung Karno untuk merestrukturasi ulang pembangunan ‘Istana Olahraga” ini sesuai dengan standar penyelenggaraan ajang Superseries Premier.

"Maka tahun depan saat Istora akan direnovasi jelang Asian Games, kita sudah berdiskusi dengan pihak Gelora Bung Karno (GBK) untuk mendesain ulang Istora sesuai kebutuhan dan persyaratan untuk level Superseries Premier," tutupnnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya