Rencana Radio Tim di MotoGP, Rossi dan Marquez Beda Pendapat

Marc Marquez (kiri) dan Valentino Rossi saat akan melakukan pergantian motor.
Sumber :
  • MotoGP

VIVA.co.id - Komunikasi antara pembalap dan tim lewat radio, memang menjadi hal yang bisa menguntungkan di ajang balapan Formula 1 (F1). Lalu, bagaimana bila hal tersebut diterapkan pada balapan motor seperti MotoGP?

Maverick Vinales Cetak Sejarah yang Tak Pernah Diraih Valentino Rossi, Ada Andil Suzuki

Wacana pemakaian radio tim pada ajang MotoGP mulai mengemuka usai beberapa hasil yang didapat pada balapan basah di GP Belanda dan Jerman. Balapan dalam kondisi lintasan basah memang bisa dibilang jadi sebuah perjudian dan keberuntungan bagi pembalap.

Terlebih, bila lintasan mulai mengering dan cuaca membaik saat balapan tengah berlangsung. Pada GP Jerman yang dihelat di Sirkuit Sachsenring, Minggu 17 Juli 2016, Marc Marquez keluar sebagai pemenang karena keputusan tepat tim Repsol Honda untuk mengganti motornya.

Valentino Rossi Gagal, Maverick Vinales Sukses

Keputusan itu berkat analisis tim Honda yang melihat beberapa sektor lintasan sudah kering lewat gambar yang diambil dari helikopter. Beda dengan Valentino Rossi yang harus puas finis di posisi 8.

Pembalap Movistar Yamaha itu mengindahkan instruksi tim yang menyuruhnya mengganti motor. Rossi yang berada di posisi 2, sempat dua kali melewati pit stop hingga akhirnya mengganti motor kala balapan tinggal menyisakan 5 lap lagi.

Meyakini Kebangkitan Marc Marquez di MotoGP Spanyol 2024

Rossi beralasan tidak jelas melihat papan pengumuman dari tim di pinggir lintasan. Hal serupa terjadi pada Andrea Dovizoso yang sempat memimpin balapan. Beruntung dia bisa finis di peringkat 3.

Melihat kondisi tersebut, Rossi mengakui bila memasang radio tim bisa memudahkan seorang pembalap di lintasan, seperti di ajang F1. Dengan begitu, dia bisa mengatur strategi dengan mudah saat balapan berlangsung.

“Saya masih belum tahu apakah lebih baik memasang radio tim di MotoGP seperti di F1. Tapi faktanya, komunikasi langsung (antara pembalap dan tim saat balapan) bakal lebih mudah,” kata Rossi seperti dilansir Marca.

Kata Marquez...


“Contohnya di Assen, jika saya diberitahu tim sedang memimpin balapan 2 detik di depan pembalap terdekat, maka saya tidak akan memacu motor terlalu cepat. Jika memungkinkan memakai radio tim, saya oke-oke saja,” sambung Rossi.

Jadi, menurutnya tak ada salahnya menjajal kembali pemakaian radio tim di MotoGP. Meskipun jawara dunia 9 kali ini tidak tahu risiko yang bakal didapat oleh si pembalap dengan adanya bantuan ini.

“Kita dapat mencobanya, tapi saya tidak tahu risikonya (seperti apa). Kita pernah mencobanya 10 tahun lalu, tapi tak dipakai lagi,”  katanya.

Berbeda dengan Rossi, Marquez justru menolak wacana ini karena bisa membahayakan pembalap. Menurutnya, si pembalap tengah membawa motor bukan mobil, dan itu sangat berisiko sekali.

“Saya tidak setuju. Saya tidak dapat membayangkan seseorang berbicara kepada saya, sedangkan saya sedang memacu motor, bukan mobil. Ini bisa berbahaya. Yang terbaik adalah mengadakan pertemuan terlebih dulu dan mempersiapkan seluruh kemungkinan skenario (dari memakai radio tim),” ujar Marquez.

Hal senada juga disampaikan Dovizioso. “Untuk kasus ini, lakukanlah semuanya demi keamanan, karena ini memang agak berisiko buat keamanan. Olahraga ini berbeda dari F1. Adalah lebih baik untuk tidak menggunakannya,” katanya. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya