Rio Haryanto Bicara Insiden Tabrakan di GP Jerman

Rio Haryanto (kiri) dan Pascal Wehrlein.
Sumber :
  • Facebook Manor Racing
VIVA.co.id
Sirkuit F1 di Indonesia akan Dibangun Megah, Begini Komentar IMI
- Rio Haryanto gagal tampil maksimal di balapan terakhir separuh pertama balapan Formula One (F1) musim 2016 ini di GP Jerman, Minggu 31 Juli 2016. Ia juga merusak sayap depan mobil Manor Racing dalam perebutan posisi dengan rekannya Pascal Wehrlein.

Alasan Legenda F1 Lewis Hamilton Ingin Ganti Nama
Saat balapan baru memasuki putaran 7, Rio coba merangsek ke depan Pascal. Namun, tindakan ini malah membuat sayap depannya patah. Rio yang berada di posisi 20, tetap bisa melanjutkan balapan, sedangkan Pascal berada di di posisi 18.

RI Bakal Bangun Sirkuit F1 di Bintan, Begini Persiapannya
Berbicara insiden tersebut, Rio menjelaskan kalau usaha itu dilakukan untuk memperlihatkan kecepatannya. Sayangnya, MRT-15 miliknya menyenggol mobil Pascal.

"Secara keseluruhan, balapan kemarin tidak terlalu buruk buat saya. Kami masih bertarung dengan Sauber, yang memang harus kami lakukan. Di awal balapan, saya melihat peluang untuk melewati rekan saya saat jarak antara kami berdua mulai menipis," ujar Rio dalam akun Facebook resmi Manor Racing.

"Sayangnya, itu tidak berhasil dan kami akhirnya bersenggolan, jadi saya merusak sayap depan dalam proses itu. Kami terus melaju sampai pit stop pertama saya dan bisa terus menempel Ericsson, yang berada di depan Pascal dan saya," lanjutnya.

Meski finis di peringkat 20, Rio sempat mencatatkan diri menjadi pembalap dengan kecepatan tertinggi putaran 49. Mobil Rio saat itu berhasil mencatatkan kecepatan 350 km/jam, unggul atas Romain Grosjean (344,4).

"Ya, kami tahu memiliki beberapa kerusakan, tapi kami terus melaju sampai stop pertama seperti yang direncanakan. Perjalanan jadi lebih lama, jadi saya kehilangan beberapa waktu. Tapi, setelah itu saya bisa kembali mengejar Ericsson dan bertukar tempat dengan (Felipe) Nasr yang memang sesuai strategi kami," tuturnya.

Dalam 11 balapan sejak awal musim lalu di GP Australia, Rio masih belum bisa keluar dari posisi buncit klasemen pembalap F1. Pembalap Indonesia pertama di balapan jet darat tersebut selalu finis paling bontot dan tiga balapan gagal finis. (one)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya