5 Momen Terbaik Atlet Indonesia di Olimpiade 2016

Pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi/Liliyana
Sumber :
  • REUTERS

VIVA.co.id – Kontingen Indonesia akhirnya kembali mendapatkan kepingan medali emas dari ajang Olimpiade Rio 2016. Bukan hanya itu, beberapa prestasi membanggakan juga dicapai kontingen Garuda di Rio de Janeiro.

Peraih Medali Emas Olimpiade Tersandung Kasus Doping, Pilih Pensiun

Setelah kegagalan pada 2012 London, Indonesia akhirnya mengembalikan tradisi emas di Brasil lewat cabang olahraga yang langganan memberikan medali emas, bulutangkis. 

Penampilan gemilang ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, menjadi salah satu momen paling indah yang dicapai oleh kontingen Indonesia. Pujian dari masyarakat pun berhamburan.

Sri Wahyuni, 'Wonder Woman' di Pentas Olimpiade

Tapi, masih banyak momen indah lainnya yang direbut oleh atlet dari cabang lain. Berikut daftar momen-momen terbaik kontingen Indonesia di Brasil.

1. Kostum Defile Kontingen Indonesia Tuai Pujian

Peraih Medali Olimpiade Diskors karena Hina Islam

Kontingen Indonesia di pembukaan Olimpiade

Nama Indonesia sontak menjadi perhatian sejak pembukaan Olimpiade di Stadion Maracana. "Alhamdulillah, busana tradisional kontingen Indonesia dipuji dunia. Sejauh ini, busana kontingen Indonesia lah yang terbaik. Desainnya sangat keren," kata CDM Olimpiade Indonesia, Raja Sapta Oktohari, Sabtu 6 Agustus 2016.

Saat Opening Ceremony Olimpiade 2016 di Stadion Maracana, Rio de Janeiro, Sabtu 6 Agustus 2016, kontingen Indonesia memang terlihat paling ngejreng, merah-putih. Desainnya terlihat sangat unik. Tampilannya punya warna tersendiri. Lihat saja pakaian adat Lampung yang dikenakan atlet renang Yessy Yosaputra. Dengan mahkota kepala yang dikenal dengan nama siger (sigor) berwarna emas, balutan busana tradisional Lampung jadi terlihat kinclong. Yessy pun terlihat menawan.

Atraksi parad kostum karnaval kontingen Indonesia juga diperlihatkan jagoan lompat jangkit Indonesia, Maria Natalia Londa. Dengan kebaya putih dan kain emas, Londa terlihat sangat anggun. Rambutnya pun dikepang dengan gaya khas Bali. Seluruh dunia, seakan berada di Bali saat Londa melintas.

Di belakangnya, berbaris rapi para kontingen yang mengenakan jas Merah Putih bermotif burung garuda dan batik parang rancangan Prima Suci Ariani. Indonesia langsung sukses besar menaklukkan dunia. 

Cuitan para pengguna media sosial pun tak henti memuji busana para atlet yang akan mengharumkan nama bangsa. Akun twitter @daniellismore misalnya. Dia tak ragu mengatakan "#Indonesia best dressed so far #Opening Ceremony,".


2. Sri Wahyuni Raih Medali Pertama Indonesia

Atlet angkat besi Indonesia Sri Wahyuni Agustiani (kiri)

Indonesia meraih medali pertama dalam Olimpiade 2016 di Brasil dengan sekeping perak yang didapat Sri Wahyuni Agustiani dari cabang angkat besi wanita kelas 48 kilogram, Minggu 7 Agustus 2016. Sri Wahyuni menang dengan total angkatan 192 kilogram.

Hanya kalah dari atlet Thailand, Sopita Tanasan, dengan total angkatan 200 kilogram, Yuni secara mengejutkan bisa mengalahkan lifter veteran asal Jepang, Hiromi Miyake. Keberhasilan ini pun disambut euforia oleh masyarakat Indonesia.

Salah satu pujian yang meluncur datang dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. "Lifter putri Sri Wahyuni memperoleh medali perak pada Olimpiade Rio 2016. Rakyat Indonesia bangga," tulis Presiden Jokowi, seperti dalam siaran persnya, Minggu, 7 Agustus 2016.

3. Pemanah Indonesia Kalahkan Sang Juara Dunia

Atlet panahan Indonesia, Riau Ega Agatha

Atlet Indonesia lain yang menghasilkan kejutan adalah pemanah putra, Riau Ega Agatha, yang berhasil mengalahkan jagoan Korea Selatan, Kim Woo-jin, pada Senin, 8 Agustus 2016.

Ega sukses mengalahkan Kim, yang juga salah satu kandidat juara recurve individu putra di ajang ini. Bahkan, kemenangannya pun cukup meyakinkan, yakni dengan skor 6-2.

Kemenangan ini berada di luar dugaan. Bukan tanpa alasan, selain menjadi pemanah nomor satu dunia, Kim juga baru saja mempersembahkan medali emas bagi Korsel dari nomor beregu.

Di babak sebelumnya, yakni 64 besar, pemanah kelahiran Blitar tersebut berhasil mengalahkan wakil China, Xing Yu juga dengan skor telak 7-1.

"Saya berharap bisa menang pada pertandingan hari ini, tapi tidak terlalu yakin karena Woo-jin adalah atlet panahan nomor 1 dunia. Tapi, akhirnya saya melakukannya hari ini," tutur Ega seperti dilansir Reuters.

"Ini adalah kejutan yang sangat luar biasa bagi saya. Tetapi, saya masih harus tetap fokus menghadapi pesaing lainnya," lanjut atlet panah berusia 24 tahun tersebut.

Langkah Riau Ega akhirnya terhenti pada babak 16 besar setelah tumbang 0-6 di tangan pemanah Italia, Mauro Nespoli.


4. Eko Yuli Irawan Hattrick Medali Olimpiade

Penampilan konsisten kembali diperlihatkan oleh lifter Indonesia, Eko Yuli Irawan. Setelah medali perunggu pada dua Olimpiade sebelumnya, Eko kini sukses menggondol perak di Rio de Janiero.

Pada kesempatan snatch, Eko berhasil mencatatkan angkatan terbaik 142 kg. Dan di clean and jerk, dia mampu mengangkat beban seberat 170 kg. Hasil ini membuatnya kalah beban angkatan 6 kg dari wakil Kolombia, Oscar Figueroa.

Eko sempat coba memberi perlawanan kepada Oscar. Di kesempatan kedua dan ketiga clean and jerk, dia coba mengangkat beban 176 dan 179 kg. Akan tetapi, lifter bertubuh mungil tersebut gagal menyelesaikannya.

eko Yuli Angkat besi

Meski begitu, Eko berhasil meneruskan kebiasaannya menyumbang medali di Olimpiade. Tradisi medali Eko dimulai di Olimpiade Beijing 2008. Saat itu, dia sukses meraih medali perunggu di nomor 56 kg dengan total angkatan 288 kg.

Eko kembali menyumbangkan medali perunggu di Olimpiade London 2012 di nomor 62 kg, dengan total angkatan 317 kg. Dan di Olimpiade Rio de Janeiro, untuk kali pertama, atlet kelahiran Lampung ini sukses meraih medali perak.

“Konsistensi dalam berprestasi telah ditunjukkan oleh Eko. Semoga dia menjadi contoh bagi para atlet Indonesia lainnya tentang bagaimana menjaga konsistensi dan stamina untuk terus berprestasi. Bukan tidak mungkin Eko masih bisa tampil membela Merah Putih di Olimpiade Tokyo 2020 nanti,” puji Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi.


5. Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir Kembalikan Tradisi Emas Indonesia

Untuk catatan terbaik Indonesia di Olimpiade 2016, semua pasti sepakat yaitu keberhasilan ganda campuran bulutangkis Indonesia, Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir, merebut medali emas satu-satunya untuk kontingen Garuda.

Medali emas ini sangat dinantikan oleh publik pencinta olahraga Tanah Air. Karena, tradisi emas yang bertahan sejak 1992 sempat terputus pada 2012. Kesuksesan Owi/Butet pada 2016 ini membuat semua pihak menjadi lega.

Meski tampil dominan pada laga final, ganjalan Owi dan Butet sebenarnya ada pada laga semifinal saat hadapi sang juara bertahan asal China, Zhang Nan/Zhao Yunlei.

Setelah dua tahun selalu gagal, kemenangan yang ditunggu oleh pasangan Indonesia itu datang pada saat yang tepat. Owi dan Butet pun memperlihatkan konsistensinya di pertandingan final melawan pasangan Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying.

Pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir

Euforia kemenangan pun begitu terlihat usai pertandingan. Raket dilempar ke udara dan sujud syukur juga dilakukan. Owi pun tampak kesulitan membendung air mata saat berada di atas podium tertinggi.

"Bangsa Indonesia bangga terhadap prestasi Tontowi/Liliyana yang berhasil mengembalikan tradisi emas di cabang bulutangkis ini," kata Ketua Umum KOI, Erick Thohir, dikutip dari rilis yang diterima VIVA.co.id, Kamis 18 Agustus 2016.

"Banyak sejarah terjadi di setiap perhelatan Olimpiade. Dan bukan hal yang tidak mungkin bagi Indonesia untuk menorehkan sejarah baru ke depannya. Kita harus terus menjadi bangsa yang optimis," lanjut dia.

Bukan hanya berhasil merebut medali emas, Owi dan Butet juga tak pernah kalah satu game pun selama di Olimpiade. Sebuah catatan luar biasa bagi pasangan yang kemungkinan akan berpisah, setelah Liliyana Natsir memberikan sinyal ini merupakan Olimpiade terakhirnya.

Pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.

“Saya dan Owi kayak belum percaya bisa juara. Tapi, kami sangat bersyukur. Kami berterima kasih buat keluarga, pelatih dan seluruh masyarakat Indonesia yang mendoakan. Akhirnya kami bisa mempersembahkan emas untuk Indonesia,” kata Liliyana.

“Ini kado terindah dari Tuhan. Kado ini saya persembahkan untuk Indonesia bertepatan dengan hari kemerdekaan. Kami bersyukur kepada Tuhan. Terima kasih untuk istri, anak, keluarga, pelatih dan semuanya yang mendukung selama ini,” timpal Tontowi.

Ini merupakan emas pertama untuk sektor ganda campuran di Olimpiade. Sebelumnya, nomor ini hanya meraih medali perak lewat Nova Widianto/Liliyana Natsir pada Olimpiade Beijing 2008.

“Kami sudah lega banget mendapat hasil ini. Setelah ini mau istirahat dulu, refreshing. Karena selama ini bebannya cukup berat menuju Olimpiade,” kata Liliyana di situs resmi PBSI. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya