Milo School Competition 2016 Tingkatkan Standarisasi

Jumpa pers Milo School Competition 2016.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Radhitya Andriansyah

VIVA.co.id - Gelaran bulutangkis tingkat sekolah, Milo School Competition, kembali digelar. Ajang bulutangkis untuk usia 13 dan 15 tahun saat ini digelar dengan Standarisasi Sirkuit Nasional (sirnas).

Penghancur Praveen/Melati Juara German Open 2022, China Hancur Lebur

Standar Sirkuit Nasional adalah standarisasi pertandingan tertinggi PB PBSI. Dengan adanya standarisasi baru, maka nama ajang ini berubah menjadi Sirnas Milo School Competition 2016.

Sirnas Milo School Competition sebenarnya sudah digelar sejak bulan April lalu. Bertempat di Gelanggang Olahraga (GOR) Pekanbaru ajang pembuka berlangsung mulai tanggal 11-16 April 2016.

Tragis, Penghancur Raja Bulutangkis Gagal Juara German Open 2022

Dalam seri pembuka, ada lebih dari 500 orang peserta yang mengikuti ajang ini. Kemudian, kota kedua yang jadi tuan rumah gelaran ini adalah Cirebon.

Seri ini berlangsung mulai tanggal 23-28 Mei 2016. Setelah Cirebon, Milo School Competition akan digelar di kota Solo (29 Agustus-3 September 2016), Banjarmasin (3-8 Oktober), Surabaya (17-22 Oktober), dan Manado (7-12 November).

Tragis, Raja Bulutangkis Dunia Tersingkir dari German Open 2022

Untuk ajang Sirnas Milo School Competition 2016, pihak penyelenggara menargetkan jumlah peserta yang ikut bisa mencapai 3000 peserta dari tingkat SD dan SMP. Ajang Milo School Competition merupakan ajang pencarian bibit-bibit muda bulutangkis Indonesia.

Setelah 14 tahun penyelenggaraannya, ajang ini tercatat melahirkan bintang bulutangkis Indonesia semisal, Tommy Sugiarto, Anthony Sinisuka Ginting, dan Jonathan Christie. Ajang Sirnas Milo School Competition merupakan salah satu syarat untuk proses seleksi pelatnas.

Sebab, para juara di ajang ini akan mendapat poin yang akan berpengaruh pada peringkat peserta di PB PBSI. Di U-13, untuk juara pertama akan mendapat 200 poin, runner-up 170 poin dan peringkat ketiga 140 poin

Sementara di U-15 juara pertama akan mendapat 300 poin, runner-up 255 poin dan peringkat ketiga 210 poin. Terkait perubahan nama ajang ini, pihak penyelenggara menggelar jumpa pers di bilangan Senayan, Jakarta Selatan, Kamis 25 Agustus 2016.

"Bagi PBSI, kami menyambut baik konsistensi ajang ini selama 14 tahun. Gelaran ini merupakan bagian dari agenda PBSI, dan kita tahu ajang ini sudah melahirkan atlet seperti Jonathan (Christie) dan Anthony (Ginting), dan Tommy (Sugiarto)," ujar Kepala Sub Bidang Pelatnas, Ricky Soebagja.

"Kami tetap berharap ajang ini bisa terus berlanjut, sebagai salah satu wadah pendukung berkembangnya bulutangkis Indonesia," sambungnya.

Sedangkan Deputi IV Kemenpora Gatot Dewa Broto mendukung gelaran Sirnas Milo School Competition 2016. Berkaca kepada instruksi Presiden RI, Kemenpora akan terus mendukung penuh bulutangkis sebagai salah satu cabang olahraga potensial peraih medali di ajang internasional.

"Sesuai dengan instruksi presiden, Kemenpora harus meningkatkan kualitas cabang olahraga yang sudah mendulang prestasi di dunia internasional, salah satunya bulutangkis," ujar Gatot Dewa Broto.

"Kami percaya program Sirnas Milo School Competition akan terus sukses, dan bisa menelurkan atlet-atlet sejak usia dini. Kamu juga mengimbau bukan cuma Milo yang bisa membuat ajang seperti ini, tapi perusahaan-perusahaan lain juga bisa menggelar kompetisi seperti ini," lanjutnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya