Sederet Fakta Fenomenal Atlet Bulutangkis di Olimpiade

Podium juara sektor ganda campuran bulutangkis Olimpiade Rio 2016
Sumber :
  • badmintonindonesia.org

VIVA.co.id – Usai perhelatan Olimpiade Rio 2016, publik bulutangkis Tanah Air tentunya masih menantikan sejumlah prestasi mengesankan dari wakil Merah Putih di level teratas. Keberhasilan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir diharapkan juga dapat memacu para pebulutangkis lainnya untuk mampu juga berbicara banyak dalam mendulang prestasi apik di masa yang akan datang

Penghancur Praveen/Melati Juara German Open 2022, China Hancur Lebur

Tak hanya itu, makin ketatnya persaingan menjadikan bulutangkis akan semakin seru untuk terus dinantikan pertarungan-pertarungan bintang-bintang top dunia lainnya.

Dan meski Olimpiade Rio 2016 telah berakhir, namun sejumlah fakta unik rupanya cukup menarik untuk disimak dalam cabang bulutangkis sepanjang sejarah digelarnya pesta olahraga terakbar sejagat tersebut.

Tragis, Penghancur Raja Bulutangkis Gagal Juara German Open 2022

Ada berbagai hal yang fenomenal dan sensasional dari arena bulutangkis Olimpiade yang telah terangkum dalam catatan berikut ini:

1. Raihan medali perunggu Viktor Axelsen menjadi tunggal putra asal Denmark ketiga yang sukses menyumbang medali di kancah Olimpiade setelah torehan Poul-Erik Hoyer Larsen (Atlanta/1996/emas) dan Thomas Stuer-Lauridsen (Barcelona/1992/perunggu).

Tragis, Raja Bulutangkis Dunia Tersingkir dari German Open 2022

Pebulutangkis tunggal putra Denmark, Viktor Axelsen

2. Dari pertama kali dipertandingkan pada Olimpiade Barcelona 1992 hingga Rio 2016, hanya ada 5 negara yang mampu mengirimkan wakilnya untuk naik podium di nomor tunggal putra dan ganda putra yakni China, Indonesia, Korea Selatan, Denmark dan Malaysia.

3. Hanya ada 3 pebulutangkis di dunia yang dapat merasakan tampil sebanyak tiga di laga final Olimpiade. Mereka adalah Lee Chong Wei (tunggal putra/Malaysia/3 perak 2008-2016), Fu Haifeng (ganda putra/China/perak 2008, emas 2012 dan 2016) serta Gao Ling (ganda putri-campuran/China/emas ganda campuran 2000 dan 2004, perak ganda putri 2004).

Pasangan China, Fu Haifeng (kiri)/Yun Cai, di Olimpiade 2012

4. Sektor ganda putri menjadi satu-satu sektor yang pernah diborong 3 medali sekaligus (emas, perak, perunggu) oleh kontingen China dalam satu perhelatan Olimpiade, yakni pada Olimpiade Sydney 2000 melalui pasangan Ge Fei/Gu Jun (emas), Huang Nanyan/Yang Wei (perak) dan Gao Ling/Qin Yiyuan (perunggu).

5. Zhao Yunlei menjadi pebulutangkis satu-satunya yang mampu meraih dua medali emas dalam satu perhelatan Olimpiade, yakni pada pergelaran Olimpiade London 2012 saat ia menggapai podium tertinggi di sektor ganda putri dan ganda campuran.

6. Hanya sektor ganda putra yang belum pernah melahirkan juara dua kali berturut-turut dari pemenang yang sama di kancah Olimpiade.

Pebulutangkis China, Lin Dan

Tunggal putra mencetak emas beruntun lewat torehan Lin Dan pada 2008 dan 2012, Zhang Ning di tunggal putri pada 2004 dan 2008, ganda putri memiliki Ge Fei/Gu Jun 1996 dan 2000, sedangkan Gao Ling/Zhang Jun membukukan sukses emas ganda campuran pada tahun 2000 dan 2004 (semuanya diraih oleh pemain China).

Fu Haifeng sebenarnya juga mencetak rekor tersebut di ganda putra, namun ia melakoni kedua sukses itu dengan pasangan yang berbeda yakni Cai Yun pada 2012 dan Zhang Nan untuk emas 2016.

7. Hingga saat ini, benua Eropa baru dapat merebut medali emas bulutangkis sebanyak 2 kali melalui keberhasilan Poul-Erik Hoyer Larsen (tunggal putra Denmark/1996) serta Carolina Marin (tunggal putri Spanyol/2016). Dan Carolina Marin juga tercatat sebagai pebulutangkis Eropa tersukses dengan telah mampu menyandingkan 3 gelar prestisius dunia (All England 2015, Kejuaraan Dunia 2014-2015 dan Olimpiade 2016).

Pebulutangkis putri Spanyol, Carolina Marin

8. Tiga pemain berdarah Indonesia mampu merebut dua medali berbeda, pada gelaran Olimpiade yang berbeda pula. Mereka adalah Susy Susanti (tunggal putri/emas 1992 dan perunggu 1996) dan Liliyana Natsir (ganda campuran/perak 2008 dan emas 2016) serta Mia Audina yang berganti kewarganegaraan ke negara Belanda pada 1999 (tunggal putri/perak 1996 dan perak 2004).

9. Indonesia pun sukses menorehkan catatan unik sebagai pemilik pengantin emas Olimpiade melalui pasangan suami-istri, Alan Budikusuma dengan Susy Susanti.

Susy Susanti & Alan Budikusuma saat meraih emas Olimpiade 1992 Barcelona

Bahkan, menurut penuturan Susy Susanti, hingga saat ini fakta tersebut merupakan yang terjadi satu-satunya di dunia, dimana sepasang suami-istri keduanya merupakan pemilik medali emas dari cabang olahraga yang sama, dalam edisi Olimpiade yang sama dan dari negara yang sama pula. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya