- Dok. Manor Racing
VIVA.co.id – Formula One (F1) sudah memasuki paruh musim dan akan melakoni balapan di Asia saat menjalani GP Singapura, akhir pekan ini. Sayangnya, Rio Haryanto gagal bermain di “rumah keduanya” itu.
GP Singapura adalah balapan paling dekat dengan kampung halamannya. Negara ini juga menjadi tempat tinggal pemuda 23 tahun itu sejak menjadi murid di International School of Singapore.
Setelah itu, Rio melanjutkan sekolahnya dengan mengambil sarjana bisnis manajemen di FTMSGlobal Singapore pada 2014 lalu. Sang nenek pun tinggal di apartemen Marine Parade.
"Meski dia Indonesia, dia bisa disebut juga seorang Singapura," ujar ayah Rio, Sinyo Haryanto, pada Straight Times, Maret 2016 lalu.
Karier Rio pun ikut berkembang di Negeri Singa tersebut. Perjalanannya menuju panggung F1 dimulai saat berusia enam tahun di Indonesia, sebelum mengasah kemampuannya di Kart World, Taman Jurong, yang kini sudah tutup.
Nama pria kelahiran Surakarta tersebut semakin berkibar saat menjadi juara Asian Karting Open Championship sejak 2005 hingga 2007. Pada sirkuit jalanan Marina Bay 2009, Rio berhasil menjadi juara balapan Formula BMW Pacific.
"(Singapura) paling dekat dengan rumah. Saya punya keluarga dan teman di sana dan saya menjalani sebagian besar pendidikan di sana," ujar Rio dalam wawancara telepon dengan media Singapura tersebut.
Sayangnya, kini nama Rio sudah tidak ada lagi dalam grid F1. Satu-satunya wakil Asia tersebut sudah “turun pangkat” menjadi pembalap cadangan sejak GP Belgia karena digantikan oleh Esteban Ocon.
Peluang Rio untuk tampil di Singapura sebenarnya masih ada, tapi relatif sangat kecil. Ia bisa kembali ke mobil F1 kalau salah satu pembalap Manor Racing tidak bisa tampil karena cedera atau alasan lainnya. (one)
