Transfer Atlet Kembali Jadi Polemik di PON

Pertandingan karate di PON 2016
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Novrian Arbi/Spt/16

VIVA.co.id – Status dua atlet di Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016, Jawa Barat, menjadi masalah. Dua atlet tuan rumah, Imam Tauhid (karate) dan Tonny Mamiri (panjat tebing), sempat jadi bahan perdebatan terkait status kedaerahannya.

Rocky Gerung Terjun ke Dunia Olahraga

Imam dan Tonny dianggap sebagai atlet ilegal oleh kontingen Jawa Tengah. Menurut kontingen Jawa Tengah, keduanya merupakan atlet mereka.

Protes pun dilayangkan Jawa Tengah ke Dewan Hakim PON. Kasus ini akhirnya diputus dengan nomor perkara 03/DH-PON XIX/2016 per 18 September 2016 dengan isi substansi Imam dan Toni bukan atlet Kontingen Jawa Barat.

Nagham Abu Samra, Juara Karate Asal Palestina Meninggal Usai Serangan Biadab Israel

"Kami tetap berpedoman pada putusan 02/DH-PON XIX/2016 per 16 September 2016 dengan substansi bertanding dalam PON 2016 mewakili Jawa Barat. Artinya, tidak ada ruang lagi adanya putusan lain," ujar kuasa hukum KONI Provinsi Jawa Barat, A Tugiman.

Akibat kasus ini, menurut Tugiman, kedua atlet tersebut mengalami masalah pada mental bertandingnya. Tugiman juga menyatakan, protes terkait status Imam dan Tonny sebenarnya bertentangan dengan sambutan Presiden Joko Widodo yang menyatakan bahwa PON Jawa Barat harus menjadi ajang sportivitas dan meningkatkan prestasi serta karir atlet nasional.

Pecah Rekor, Inkanas Raih Emas World Karate Federation Youth League

"Seharusnya, menjadi ajang persiapan menghadapi turnamen internasional seperti SEA Games 2017 dan Asian Games 2018," kata Tugiman.

Kasus transfer atlet sebenarnya bukan kali ini saja terjadi. Dalam PON di beberapa edisi sebelumnya, kasus ini juga ramai diperbincangkan.

Praktik transfer atlet sering terjadi karena beberapa faktor. Salah satunya adalah domisili sang atlet ketika mencari nafkah atau mengenyam pendidikan.

Sering kali, sang atlet mengikuti turnamen yang diadakan di lokasi mereka mencari uang atau menimba ilmu. Akhirnya, bakat mereka terpantau oleh KONI daerah setempat dan akhirnya direkrut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya