KONI Siapkan Sanksi untuk Pelaku Kericuhan PON 2016

Ahmad Heryawan, Lucas Enembe, dan Tono Suratman dalam konferensi pers PON 2016.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Riki Ilham Rafles

VIVA.co.id – Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 Jawa Barat tercoreng dengan berbagai kericuhan yang terjadi saat pertandingan beberapa cabang olahraga. Gulat, polo air, wushu dan hoki menjadi cabang olahraga yang paling mendapat sorotan karena kejadiannya melibatkan pemain dan pelatih.

Ingin Kembalikan Kejayaan, Pengurus PRSI DIY Harus Berbenah

Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Tono Suratman menegaskan pihaknya takkan main-main menanggapi segala kericuhan yang terjadi. Dia akan membawa catatan-catatan ini ke rapat tahunan KONI, dan tak segan untuk memberi sanksi berat kepada pelaku.

“Kami sudah mencatat dan akan melakukan evaluasi dengan memberi sanksi terhadap atlet dan wasit yang melakukan pemukulan di luar ketentuan asas kepatutan dan memberi sanksi tidak bermain sekian tahun. Dan ini akan kami lakukan saat rapat tahunan KONI,” ujarnya saat konferensi pers di Hotel Trans Luxury, Bandung, Rabu, 28 September 2016.

Skandal Doping Olahraga Nasional Memasuki Babak Baru

Meski PON 2016 kerap kali diwarnai dengan kericuhan, namun Tono tak mau menumpahkan kesalahan kepada PB PON selaku induk panitia penyelenggara. Dia mengatakan segala kericuhan yang terjadi merupakan tanggung jawab Pengurus Besar masing-masing cabang olahraga.

“Itu disebabkan karena sumber daya manusia. Pengurus pusat harus bertanggung jawab terhadap kejadian-kejadian seperti itu, bukan panitia pelaksana. Karena sudah sejak jauh hari disiapkan,” tegas Tono.

Alasan Kenapa Bonus Atlet Disabilitas PON 2016 Dipotong

Ketua PB PON 2016, Ahmad Heryawan enggan menjawab pertanyaan mengenai segala kericuhan yang terjadi. “Itu urusan teknis, kami kan hanya memfasilitasi,” ucapnya seraya meninggalkan ruangan.

Pertanyaan kepada pria yang juga menjabat sebagai Gubernur Jabar tersebut beralasan. Sebab, di cabang olahraga wushu, Ketua Panitia Pelaksana Pertandingan Edwin Sanjaya menjadi salah satu pemicu kericuhan.

Ketika itu, Edwin naik ke atas matras dan menantang juri berkelahi karena tidak terima atlet tuan rumah dinyatakan kalah. Aksi pria yang juga menjabat sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bandung tersebut membuat emosi penonton ikut tersulut hingga melempar botol minuman ke arena pertandingan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya