PB PON Tolak Disalahkan soal Ketimpangan Perolehan Medali

Ahmad Heryawan, Lucas Enembe, dan Tono Suratman dalam konferensi pers PON 2016.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Riki Ilham Rafles

VIVA.co.id – Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) XIX/2016 Jawa Barat menolak disalahkan mengenai ketimpangan perolehan medali. Sekitar 65 persen medali emas dari 756 nomor yang dipertandingkan dalam ajang ini  menjadi kooptasi 3 daerah saja.

Gelar Rapat Virtual, PORDASI Berharap Olahraga Berkuda Masuk PON 2024

Jabar sebagai tuan rumah dipastikan menjadi juara umum PON 2016. Hingga berita ini diturunkan, mereka telah menyabet 216 medali emas. Menyusul ditempat kedua ada Jawa Timur dengan raihan 132 medali emas, dan berikutnya DKI Jakarta 128 medali emas.

Jika dibandingkan dengan posisi ke-4 yang ditempati oleh Jawa Tengah amat timpang. Jateng hanya mampu meraup 29 medali emas, dan posisi ke5 ada Kalimantan Timur dengan torehan 25 medali emas.

PON Ditunda 2021, Menpora: Persiapan Tetap Berjalan

Ketua Kontingen Sumatera Utara, John Ismadi Lubis sebelumnya mempertanyakan masalah ini. Menurutnya, fakta ketimpangan perolehan medali emas amat janggal, dan baru pernah terjadi dalam PON 2016 kali ini saja.

Menanggapi pernyataan tersebut, Ketua PB PON, Ahmad Heryawan menampik adanya kecurangan. Dia mengatakan, raihan medali emas yang timpang antara 3 daerah dengan 31 daerah lainnya adalah cerminan pembinaan olahraga masing-masing daerah.

Pekan Olahraga Nasional Jadi Ajang Stop Pakai Narkoba

"Urusan pembinaan ada di cabor masing-masing. Itu di luar kewenangan PB PON, karena Kita tidak urusi sampai seperti itu," kata pria yang akrab disapa Aher tersebut kepada wartawan di Hotel Trans Luxury, Bandung, Rabu 28 September 2016.

Pernyataan Aher tersebut dikuatkan oleh Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman. Menurutnya, masalah prestasi dalam PON mesti diikuti dengan niat politik dari setiap kepala daerah. Sebab, membina atlet membutuhkan anggaran dan juga sarana pendukung lainnya.

“Jika anggaran tidak dipersiapkan per tahun pada anggaran belanja negara atau daerah, maka prestasi olahraganya tentu tidak akan maju," tutur Tono.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya