Menuju Munas PBSI, Gita Wirjawan Dituding Langgar Etika

Mantan Ketua Umum PP PBSI, Gita Wirjawan.
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) Gita Wirjawan, telah menyatakan kesiapan untuk kembali memimpin di periode 2016-2020. Hal itu diungkapkannya disela-sela acara makan malam bersama atlet peraih medali emas Olimpiade Ri de Janeiro 2016 Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, kemarin malam.

Penonton Berpotensi Hadir di Indonesia Open dan Masters, Ini Kata PBSI

Akan tetapi, tindakan Gita tersebut menuai kontroversi. Sebab, dia dianggap telah melakukan kampanye gelap untuk menyukseskan langkahnya memimpin PBSI di periode keduanya. Eks Menteri Perdagangan RI tersebut juga dianggap melanggar etika.

"Semalam ada kegiatan ramah tamah, tetapi isinya justru jadi ajang kampanye," ujar Sekretaris Dewan Pengawas PP PBSI Abdullah Fadri Auli kepada wartawan seraya mengaku kecewa dengan aksi Gita tersebut.

Terungkap, Alasan PBSI Tunjuk Fadia jadi Tandem Baru Apriyani

Lebih jauh, Abdullah mempertanyakan tindakan Gita yang dinilai terlalu mementingkan dirinya sendiri. Karena acara ramah tamah tersebut sejatinya diselenggarakan dengan menggunakan dana milik PBSI.

"Persoalannya apakah dibenarkan seorang calon yang mendeklarasikan diri dengan memanfaatkan atlet Olimpiade dan menggunakan anggaran PBSI kalau ingin demikian pakailah anggaran sendiri," imbuh pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Provinsi PBSI Lampung itu.

Duh, Indonesia Terpaksa Kurangi Wakilnya di German Open 2022

Dalam rangkaian acara ramah tamah yang berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta tersebut, diundang pula beberapa Ketua Umum Pengprov PBSI, seperti TB Herman asal Aceh. Dia diberi kesempatan untuk menyampaikan testimoni dukungan untuk Gita kembali memimpin.

Herman menyatakan dengan tegas mewakili sebanyak 21 Pengprov PBSI yang siap memilih Gita dalam Musyawarah Nasional (MUNAS) PBSI pada 30 Oktober-1 November 2016 di Surabaya. Akan tetapi, pernyataan tersebut mendapatkan bantahan dari  Abdullah.

Karena menurut klaimnya, sebanyak 15 pengprov secara resmi telah menjatuhkan dukungan terhadap Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto pada pencalonannya sebagai Ketua Umum PP PBSI selanjutnya.

"Selain itu, ada tujuh pengprov lagi yang masih dalam proses menyatakan dukungan mereka untuk Wiranto. Ini secara resmi dilakukan di atas materai," ungkapnya.

Kecaman untuk Gita juga datang dari Ketua Harian Pengprov PBSI Banten Muhammad Ferli. Menurutnya, tindakan Gita memanfaatkan kejayaan pasangan ganda campuran Indonesia untuk memuluskan langkahnya kembali menjadi Ketum amat memalukan.

"Undangan makan malam Owi/Butet hanya alasan untuk mendukung salah satu calon dan ini tidak fair, belum mengadakan munas tetapi sudah menggiring opini publik. Banten dengan tegas menolak itu," tegas Ferli.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya