Gelar Juara Dunia MotoGP Tersemat di Satu Nama, Marquez

Juara dunia MotoGP 2016, Marc Marquez
Sumber :
  • Crash.net

VIVA.co.id – Meski masih menyisakan tiga seri balapan, namun siapa peraih gelar juara dunia MotoGP 2016 sudah tersemat di satu nama. Dia adalah pembalap Honda, Marc Marquez.

Pembalap asal Spanyol tersebut menjuarai MotoGP Jepang yang diselenggarakan Minggu siang. Poin yang diraih Marquez sudah tak mungkin lagi terkejar pembalap lainnya.

Dengan tambahan 25 poin di Motegi, Marquez kini meraih poin 298 poin. Sedangkan pesaing terkuatnya, Valentino Rossi, yang mengalami kecelakaan dan tak bisa meneruskan lomba, mengumpulkan 196 poin.

Setim dengan Pembalap Indonesia Sean Gelael di WEC 2024, Begini Pengakuan Valentino Rossi

Sekalipun Rossi menjadi tiga seri berikut, itu berarti dia akan meraih poin maksimal 244 poin. Gelar juara Marquez juga tak lepas dari "keajaiban", yakni selain Rossi, pembalap Yamaha lainnya, Jorge Lorenzo juga mengalami nasib serupa di MotoGP Jepang.

Berbagi Trek dengan Valentino Rossi, Catatan Waktu Marc Marquez Dirahasiakan

2016 ini menjadi gelar dunia MotoGP ketiga bagi Marquez. Atau, secara keseluruhan menjadi yang kelima di semua kelas (dua gelar lainnya di kelas Moto2).

Kehadiran Marquez di kelas para raja tak ubahnya menjadi semacam "terapi kejut" bagi pembalap yang lebih senior. Memulai debut di tahun 2013, The Baby Alien langsung menjadi juara dunia di usianya yang saat itu baru menginjak 20 tahun.

Pertama kali Marquez naik podium di musim debutnya terjadi di MotoGP Qatar. Saat itu dia hanya menjadi pembalap tercepat ketiga, di belakang Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi.

Tapi, di seri berikutnya, yakni di Amerika Serikat, Marquez berhasil menjadi juara dengan catatan waktu 43 menit 42,123 detik. Diikuti di belakangnya oleh Dani Pedrosa dan Lorenzo.

Setelah meriah juara seri perdana, Marquez mampu meneruskan raihan di Sachsenring, Laguna Seca, Indianapolis, Brno, dan Aragon. Dengan raihan total poin 334, dia meraih juara dunia pertamanya mengalahkan Lorenzo yang hanya berselisih empat poin.

Musim 2014, Marquez semakin "menjadi-jadi", tak terlihat dia mengalami kesulitan untuk mempertahankan gelar juara dunia musim sebelumnya sebagai pembalap muda. Dia menorehkan "back to back".

Dominasi pembalap kelahiran 17 Februari 1993 ini semakin tak tergoyahkan. Pembalap lain merasa Marquez bukan nama yang bisa dianggap remeh.

Hal ini terbukti dari total 18 seri balapan di 2014, Marquez meraih pole position di 13 seri. Dan, dia menjadi juara di 13 seri, yakni di MotoGP Qatar, Amerika Serikat, Argentina, Spanyol, Prancis, Italia, Catalan, Belanda, Jerman, Indianapolis, Inggris, Malaysia dan Valencia.

Jika di 2013 selisih poinnya dengan Lorenzo hanya empat poin, di tahun 2014 ini Marquez juara dengan poin 362 poin. Sang runner up, The Doctor (julukan Valentino Rossi), mengumpulkan 295 poin.

Lanjut ke tahun 2015, Marquez memang tidak menjadi juara untuk ketiga kalinya. Tapi, justru di tahun inilah dia terlibat persaingan, bahkan terjadi saling sinisme dengan legenda hidup MotoGP, Valentino Rossi.

Hal itu tak lepas dari insiden yang terjadi antara Rossi dan Marquez, di Sepang, Malaysia, 25 Oktober. Saat itu, setelah terlibat duel ketat, Rossi akhirnya melakukan manuver "nakal" yang membuat Marquez terjatuh di lap ketujuh.

Karena ulahnya itu, Rossi pun mendapat hukuman penalti tiga poin, sehingga harus menjalani lomba di seri beiktunya, Valencia, dari posisi paling belakang. Ini membuat peluangnya untuk menjadi juara mengecil, meski dia masih unggul tujuh poin dari rekan setimnya, Jorge Lorenzo.

Perang pabrikan tak terhindarkan. Pihak Honda yakin kalau Rossi dengan sengaja menendang motor Marquez.

Direktur Lomba MotoGP menjelaskan bahwa tudingan aksi tendangan yang dilakukan Rossi dalam insiden di Sepang tak terbukti. Tak ada bukti kuat yang mendukungnya.

Tapi Honda tetap yakin, Rossi memang menendang sepeda motor yang dikendarai Marquez. "Data dari sepeda motor Marc menunjukkan bahwa meskipun ia mencoba untuk menghindari kontak dengan Valentino, tapi rem depan sepeda motor itu tiba-tiba menerima efek yang menyebabkan ban depan terkunci, itulah yang menyebabkan dia jatuh," bunyi pernyataan Honda.

"Kami yakin, tekanan ini berasal dari tendangan Rossi. Perolehan data itu dapat dilihat bagi siapa pun dari Dorna, FIM (Federasi Balap Motor Internasional), atau media yang ingin mengeceknya," ujar pihak Honda.

Di MotoGP seri terakhir tahun 2015, Valencia, drama terjadi. Rossi memulai lomba dari urutan paling belakang.

Tapi, Puluhan juta mata justru hanya terfokus pada pembalap asal Italia ini. Televisi yang menyiarkan balapan pun hanya menayangkan sorotan lensa kamera yang mengambil gambar perjuangan Rossi.

Hanya butuh 12 putaran dari 30 putaran bagi Rossi untuk berada di posisi ke empat, namun jaraknya dengan Dani Pedrosa yang berada di posisi ketiga sudah terpaut 10 detik yang bagi sebuah balapan Moto GP bukanlah jarak yang dekat.

Sementara, pertarungan dibarisan depan sungguh sangat tak menarik, tanpa perlawanan dan tanpa ada upaya Marquez untuk menyalip Lorenzo meski jaraknya sungguh-sungguh sangat rapat. Balapan di barisan depan lebih tepat jika dikatakan seperti latihan "baris berbaris" pada camp pendidikan "Bela Negara" hingga balapan berakhir diputaran ke 30.

Fans Rossi di seluruh dunia kesal di balapan ini. Sebab, Usaha Rossi meraih titel juara, dihadang oleh trio Spanyol yang berada di depannya.

Banyak pihak yang beranggapan kalau Duo Repsol Honda, sengaja tak mau menyalip Lorenzo dan membiarkan pembalap bernomor 99 itu juara. Mereka lebih "ikhlas" melihat Lorenzo juara ketimbang Rossi.

Perseteruan Rossi dan Marquez berlanjut ke musim 2016. Namun, pada bulan Juni lalu, tepatnya setelah balapan MotoGP Catalunya, Rossi dan Marquez terlihat sudah saling berjabat tangan.

Rossi berhasil memenangi seri balap ketujuh di Sirkuit Catalunya. Start dari posisi lima, The Doctor bisa merangsek naik ke posisi atas dan bertahan hingga garis finis.

Bukannya tak ada rintangan Rossi bisa merebut kemenangan di kandang rivalnya. Dia sempat dapat perlawanan dari Marquez beberapa lap sebelum finis.

Kini, Marquez mengukuhkan namanya sebagao juara dunia ketiga kalinya. Dia menjadi juara lima seri, yakni di Argentina, Amerika Serikat, Jerman, Aragon dan Jepang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya