- Reuters
VIVA.co.id – Setelah sukses memunculkan sosok juara dunia tahun 2014 tunggal putri lewat Ratchanok Intanon, kini publik bulutangkis Thailand siap menantikan kegemilangan bintang baru lainnya. Nama Tanongsak Saensomboonsuk perlahan namun pasti segera masuk jajaran elite tunggal putra dunia.
Pemain 26 tahun ini akhir pekan lalu baru saja merebut gelar bergengsi Denmark Super Series Premier setelah mengalahkan wakil Korsel, Son Wan-ho dua game langsung, 21-13 dan 23-21. Perhatian dunia pun tertuju pada memilik medali emas tunggal putra SEA Games 2013 itu.
Sebelumnya, Tanongsak juga mampu menyabet gelar di hadapan pendukungnya sendiri dalam ajang Thailand Open Grand Prix Gold usai menjungkalkan tunggal putra senior Merah Putih, Sony Dwi Kuncoro, 21-15 dan 21-16 pada 9 Oktober 2016.
Diprediksi, kegemilangan Tanongsak akan jauh melampaui seniornya, Bonsaak Ponsana yang juga sempat melanglang buana dalam persaingan tepok bulu sejagat. Thailand dalam beberapa tahun belakangan ini memang mengalami peningkatan pesat dalam aspek perkembangan prestasi pebulutangkisnya di kancah internasional.
Hal ini juga ditampilkan wakil ganda putra Thailand, Bodin Isara/Nipitphon Phuangphuapet yang hampir merebut sukses yang sama dengan Tanongsak di Denmark Open, sebelum kalah dramatis 14-21, 22-20 dan 21-19 dari meraih medali perak Olimpiade Rio asal Malaysia, Goh Wei Shem/Tan Wee Kiong.
Publik Negeri Gajah Putih memang seolah termotivasi besar dengan keberhasilan Ratchanok mempersembahkan gelar prestisius tertinggi pada 2014 lalu. Bahkan di sektor putri, kejayaan kubu Thailand sudah meninggalkan pencapaian skuat Indonesia.
Dalam gelaran Piala Uber 2016 di Kunshan, China bulan Mei lalu, Maria Febe cs takluk 2-3 dari Thailand di penyisihan C. Melihat situasi ini, pasukan Cipayung tentunya harus bisa segera mewaspadai munculnya Thailand sebagai salah satu kekuatan besar bulutangkis Asia Tenggara jika tak bisa mempersiapkan barisan pemain potensial sebagai penantang tangguh kekuatan Tanongsak cs.
(mus)
