Bonus Olimpiade dan Paralimpiade Akhirnya Cair

Perjuangan Owi/Butet Boyong Emas Olimpiade 2016
Sumber :
  • REUTERS/Marcelo del Pozo

VIVA.co.id – Sebagai bentuk apresiasi terhadap para atlet, Rabu 2 November 2016, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memberikan secara langsung bonus kepada para peraih medali Olimpiade dan Paralimpiade 2016 Rio de Janeiro, Brasil. Acara tersebut dilangsungkan di Gedung Olahraga POPKI PPPON, Cibubur, Jakarta Timur.

Meski Sudah Malam, Maarten Paes Hadiri Rapat Kerja Komisi X DPR Pakai Baju Kerah Timnas Indonesia

Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, dalam sambutannya mengatakan sangat senang akhirnya semua proses penyerahan bonus bisa selesai. Bahkan, menurutnya, acara ini terselenggara lebih cepat dari yang direncanakan.

"Seharusnya acara pemberian bonus ini dilakukan pada pertengahan November. Tapi, alhamdulillah, berkat kerja semua pihak, acara ini bisa lebih cepat," kata Imam.

37 Pemain Diaspora Dicoba untuk Timnas Indonesia U-16

"Ini bukti komitmen pemerintah tidak 'PHP' (pemberi harapan palsu) dalam memberikan penghargaan kepada para pahlawan olahraga Indonesia, serta mendorong bibit-bibit muda untuk bisa meneruskan tradisi juara. Jadi tidak ada orangtua yang ragu untuk menerjunkan anaknya ke dunia olahraga," lanjutnya.

Atlet-atlet yang berhak menerima bonus dari pemerintah adalah ganda campuran bulutangkis peraih medali emas Olimpiade 2016, Tontowi Ahmad-Liliyana Natsir. Mereka mendapat bonus Rp5 miliar, per orang.

Tingkatkan Prestasi Pemuda dan Olahraga Nasional, Menpora RI dan Dispora DKI Berkolaborasi

Sedangkan untuk peraih medali perak, Menpora "mengguyur" bonus sebesar Rp2 miliar. Bonus ini diberikan kepada atlet angkat besi, Sri Wahyuni dan Eko Yuli Irawan. Lalu, dari peraih medali perunggu Paralimpiade, Ni Nengah Widiasih mendapat bonus Rp1 miliar.

Lebih jauh, Imam Nahrawi juga membeberkan soal rencana jangka panjang agar Indonesia bisa melahirkan atlet-atlet bermental juara. Dalam hal ini, Imam menggalakkan program SKO atau Sekolah Khusus Olahraga, yang saat ini sedang dalam pembangunan di tiap provinsi.

"Saya ingin ada 'Ragunan-ragunan' lain di tiap daerah. Bahkan kalau perlu tiap kabupaten memiliki sekolah olahraga. Saya juga berharap ada kurikulum olahraga tambahan di sekolah-sekolah. Saya kira olahraga dua jam di sekolah itu sangat kurang, ini agar muncul calon-calon olahragawan yang berkarakter," katanya. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya