- Donny Adhiyasa Permana Karami/ VIVA.co.id
VIVA.co.id – Potensi olahraga akuatik di Indonesia dinilai banyak kalangan masih belum dikembangkan secara optimal dan perlu ditingkatkan. Alasan itu pula yang mendorong PB PRSI selaku induk organisasi akuatik Tanah Air untuk menggiatkan pencarian atlet-atlet berbakat usia dini.
Hadirnya ajang League of Inter School and Colagette Aquatic (LISCA) 2017 dinilai sebagai program alternatif guna memberikan panggung bagi pelajar yang berpotensi di bidang akuatik. Ada pun hasil dari kompetisi itu, PRSI akan mendapat gambaran tentang perkembangan cabang-cabang akutik di tingkat sekolah.
Hal ini pula yang diakui oleh Wisnu Wardhana, selaku pendiri LISCA yang juga Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PB PRSI. Dia berharap event tersebut dapat membantu pemetaan potensi para atlet muda usia sekolah.
Ke depannya, ajang ini diharapkan akan bisa berlangsung berkesinambungan dan makin digiatkan sebagai arena unjuk gigi siswa dan siswi demi menatap jenjang yang lebih tinggi lagi.
"Dalam hal ini LISCA sebagai salah satu langkah untuk lebih pro aktif memunculkan bakat muda. Ini merupakan tahun keempat LISCA yang mulai mempertandingkan juga cabang renang indah," ujar Wisnu kepada VIVA.co.id, Minggu, 19 Maret 2017.
"Pembibitan usia dini dan di tingkat sekolah itu sangat penting, agar ke depannya kita tidak kesulitan dalam mencari regenerasi atlet. Selain itu, kolaborasi dengan sejumlah pihak juga praktis kami butuhkan demi kelancaran berjalan program pembinaan," tambahnya. (ase)
Akuatik Indonesia Resmi Ganti Nama Jadi Federasi Akuatik Indonesia
Akuatik Indonesia resmi berganti nama menjadi Federasi Akuatik Indonesia. Perubahan ini disahkan dalam Musyawarah Khusus atau Munasus 2024.
