- REUTERS/Maxim Shemetov
VIVA.co.id – CEO Formula 1, Chase Carey, kini sedang mengalami stres. Dia menemukan banyak hal yang harus dibenahi dari ajang balap jet darat, khususnya untuk urusan pemasaran.
Carey telah menandai rezimnya di dunia F1 yang dimulai sejak Januari lalu, setelah konsorsium miliknya, Liberty Media mengakuisisi F1 dari FIA (Federation Internationale de l'Automobile), yang berkuasa selama 40 tahun.
Liberty menjadi penguasa F1 setelah mengeluarkan dana sebesar USD8 miliar atau Rp106 triliun. Liberty akan menangani semua aktivitas di F1.
Namun, menjadi bos baru F1 memiliki awal yang kurang menyenangkan baru Carey. Dia merasa banyak aspek yang harus dibenahi dan diperbaiki dem kelangsungan F1 di masa depan.
"Hari ke hari, saya menemukan tingkat stres yang berbeda. Ini adalah olahraga yang membuat saya banyak berkata 'tidak'. Saya ingin nantinya saya akan banyak berkata 'oke' di banyak aspek," kata Carey, dikutip Press Association.
"Ada beberapa hal yang tidak perlu dilakukan. Kami merasa olahraga yang selama lima atau enam tahun terakhir benar-benar tidak berhasil maksimal atau memanfaatkan apa yang ada di sini. Tapi sekarang ini Anda perlu memasarkan sebuah olahraga, dan itu kurang berjalan. Saya akan melakukan apa Saya pikir itu benar," ujarnya.