Piala Sudirman 2017

Gagal Total, PBSI Mengaku Buruknya Regenerasi Skuat Pelatnas

Ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriani Rahayu
Sumber :
  • PP PBSI

VIVA.co.id – Catatan kelam diukir tim bulutangkis Indonesia pada ajang Piala Sudirman 2017 di Gold Coast, Australia. Greysia Polii cs untuk pertama kalinya dalam sejarah menjadi juru kunci pada babak penyisihan Grup 1D, terpuruk di bawah India dan Denmark.

Penghancur Praveen/Melati Juara German Open 2022, China Hancur Lebur

Dalam dua laga penyisihan tersebut, tim Merah Putih menelan kekalahan telak 1-4 dari India dan hanya menang tipis 3-2 atas Denmark. Hasil tersebut tak mampu membawa Indonesia lolos ke perempat final karena kalah dalam jumlah perhitungan kemenangan games dari India yang keluar sebagai runner up Grup 1D.

(Baca juga: Gagal ke 8 Besar, PBSI Sebut Banyak Hal di Luar Prediksi)

Tragis, Penghancur Raja Bulutangkis Gagal Juara German Open 2022

Ini merupakan torehan terburuk yang pernah dicatat oleh Indonesia di turnamen beregu campuran ini mulai digelar tahun 1989. Sejumlah faktor pun ditengarai menjadi titik lemah performa skuat Cipayung dalam keikutsertaannya kali ini.

Mulai dari cederanya dua pilar andalan, Liliyana Natsir dan Nitya Krishinda Maheswari serta gagalnya sistem pembinaan dalam menghasilkan regenarasi pemain pelapis yang mumpuni. Tak cuma itu, faktor overconfident dan rendahnya fokus para pemain jelang laga juga jadi corotan tajam.

Tragis, Raja Bulutangkis Dunia Tersingkir dari German Open 2022

Menanggapi hal ini, Manajer tim Indonesia, Susy Susanti yang berhasil menjuarai Piala Sudirman tahun 1989 silam ini  menuturkan bahwa hasil ini seharusnya menjadi bahan untuk bisa bangkit.

"Dengan hasil ini bagi saya, saya tetap berpikiran positif, seorang juara tidak mungkin dilalui dengan langsung satu kemenangan. Dengan situasi perbulutangkisan kita saat ini, dimana kita hanya bisa berprestasi di sektor tertentu, justru ini memacu untuk kita, saya dan tim, memacu atlet-atlet bahwa kita memang butuh kerja keras," ujar Susy, dilansir rilis resmi PBSI.

Susy yang juga merupakan Kepala Sub Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI itu pun tetap merasa tak mau berlama-lama meratapi keterpurukan ini dan akan segera mengambil langkah strategis guna memperbaiki proses pembinaan dan regenerasi skuat Indonesia.

"Bukan kita harus terpuruk dengan satu kegagalan, tetapi harus membuat kita lebih kuat, lebih berani dan menjadikan kegagalan ini sebagai jembatan untuk mencapai prestasi yang kita inginkan," tegasnya.

Dari hasil yang ditorehkan ini pun, Susy mengakui bahwa terjadi regenerasi yang lambat di tim Indonesia. "Harus kita akui memang regenerasi kita kurang cepat, saya melihat ini jadi hal yang utama, ini pun yang menjadi fokus utama di kepengurusan Pak Wiranto ini. Bagaimana mempercepat regenerasi," tambah Susy. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya