Gagal di Piala Sudirman, China Makin Jauhi Dominasinya

Pebulutangkis tunggal putra China, Chen Long
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy

VIVA.co.id – Gagalnya tim bulutangkis nasional China mempertahankan tahta Piala Sudirman seolah jadi "alarm bahaya" bagi skuat Negeri Tirai Bambu. Label sebagai kekuatan superior bulutangkis dunia, kini seperti mulai terkikis seiring pudarnya dominasi Lin Dan cs.

Penghancur Praveen/Melati Juara German Open 2022, China Hancur Lebur

(Baca juga: China: Persaingan di Bulutangkis Kian Ketat)

China harus terjungkal di partai puncak Piala Sudirman 2017 kala mengakui ketangguhan Korea Selatan 2-3, Minggu 28 Mei lalu. Hasil itu pun menghentikan torehan apik China sebagai pemegang 6 gelar edisi Piala Sudirman sebelumnya.

Tragis, Penghancur Raja Bulutangkis Gagal Juara German Open 2022

Kondisi tersebut tampaknya makin menjelaskan situasi "pincang" kekuatan China yang kian menurun torehan prestasinya di turnamen-turnamen berkelas dunia.

Di mulai saat lepasnya gelar Piala Thomas pada tahun 2014 lalu, dimana China harus terhenti langkahnya di babak semifinal usai disingkirkan Jepang yang akhirnya keluar sebagai kampiun.

Tragis, Raja Bulutangkis Dunia Tersingkir dari German Open 2022

Capaian lebih tragis justru terjadi kala China ditunjuk sebagai tuan rumah di kota Kunshan pada tahun 2016 lalu. Armada tuan rumah justru terkapar di babak perempat final usai dijungkalkan Korsel 1-3.

Beruntung, nasib lebih baik masih menyelimuti tim Piala Uber China yang melanjutkan dominasinya sejak disalip Korsel pada tahun 2010 lalu dari 9 kelar yang mereka koleksi dari 1998 silam.

Penurunan prestasi China juga terlihat dari capaian di panggung Olimpiade. Tim Negeri Tirai Bambu yang menyapu bersih 5 medali emas di Olimpiade London 2012, praktis hanya mampu membawa pulang 2 keping medali dari podium tertinggi melalui tunggal putra Chen Long dan ganda putra Zhang Nan/Fu Haifeng di Olimpiade Rio 2016.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya